1.       Al-GHAFUR
Apa yang kita lakukan jika terlanjur melakukan perbuatan dosa? Kepada siapakah kita memohon ampun jika berbuat dosa? Seorang raja, presiden ataukah penguasa belum tentu memberikan ampunan kepada rakyatnya yang melakukan kesalahan. Tetapi, Allah SWT Yang Maha Pengampun sudah pasti memberikan ampunan-Nya kepada hamba-hambaNya yang memohon karena Allah SWT memiliki sifat Al Ghafur yang artunya Allah Maha Pengampun.
Ampunan Allah sangat luas. Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hambaNya untuk memohon. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya selangit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali-‘Imran ayat 133)
Allah telah menyatakan bahwa diri-Nya memiliki ampunan yang sangat luas. Allah SWT juga mempersilahkan hamba-hambaNya untuk memohon ampun hanya kepada-Nya. Sebagai contoh ampunan Allah sangat luas ialah, Allah tetap memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya walaupun hamba tersebut banyak melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Bandingkan dengan manusia, manusia belum tentu mengampuni kesalahan orang lain yang begitu banyak. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu dan kita masih diberi umur panjang janganlah menyia-nyiakan waktu yang ada. Jangan sampai kita terlena dengan kebahagiaan dunia yang semu dan melupakan kebahagiaan akhirat yang kekal.
Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa yang kita lakukan, dan kita harus meninggalkan perbuatan dosa tersebut agar tidak mengulaninya kembali. Dan ingatlah, hanya satu dosa yang tidak akan diampuni Allah, yaitu perbuatan syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu.
Manfaat dari meyakini sifat Allah Al-Ghafur adalah:
a.       Semakin menguatkan iman kita agar tidak melakukan dosa dan maksiat;
b.      Jika kita melakukan kesalahan dan perbuatan dosa, hendaknya kita memohon ampun kepada Allah karena Allah Maha Pengampun;
c.       Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat.

2.       AL-‘AFUWW
Apa yang kita lakukan jika kita melakukan kesalahan? Apa yang seharusnya kita lakukan jika orang lain berbuat salah kepada kita? Menunggu oran tersebut meminta maaf ataukah memberi maaf kepada orang itu? mungkin tidak banyak dari kita yang dapat memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf. Kebanyakan manusia memiliki rasa gengsi dan ego yang tinggi. Ia tidak mau memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf.Tidak demikian dengan Allah SWT. Allah adalah dzat yang memiliki sifat Al-‘Afuww. Apakah itu Al-‘Afuww? Al-‘Afuww artinya Allah Maha Pemaaf. Allah memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya yang berdosa sebelum hamba tersebut meminta maaf. Sebelum manusia meminta maaf, Allah telah memaafkan banyak hal. Bahkan, bukan hanya Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman saja yang diberi maaf, kepada orang yang durhaka sekalipun, Allah memberikan maaf-Nya.
Pemaafan Allah Terbuka lebar bagi siapa pun yang bersedia memberikan kebaikan dan bersedia memaafkan orang lain. Karena itu, orang-orang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Al-‘Afuww tentu tidak akn mengedepankan gengsinya untuk memberi maaf kepada orang-orang yang berbuat salah terhadapnya.
Sebaliknya, ia sudah memaafkan secara tulus sebelum orang yang bersalah meminta maaf. Allah SWT berfirman yang artinya:
Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa. (QS.An-Nisa’ ayat 149).
Hikmah orang yang meneladani sifat Al-‘Afuww:
a.       Memaafkan orang lain sebelum orang lain meminta maaf;
b.      Menjadi hamba Allah yang saling memaafkan:
c.       Selalu meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

3.       ASH-SHABUR
Sabar ialah perbuatan menahan diri dan ikhlas menghadapi cobaan dan ujian. Perliaku sabar memilik keutamaan yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an banyak perintah agar kita berperilaku sabar. Pada dasarnya perintah berperilaku sabar adalah agar kita meneladani sifat Allah Ash-Shabur yang artinya, Allah Mahasabar.
Menurut al-Ghazali, sifat Ash-Shabur yang dimiliki Allah SWT mengandung makna bahwa Dia tidak didorong oleh sifat tergesa-gesa sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya. Tetapi, Dia meletakkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan dengan aturan-aturan tertentu pula. Dia tidak menunda-nunda sesuatu seperti orang yang malas. Dia tidak pula mempercepat sesuatu seperti orang yang tergesa-gesa. Segala sesuatu diletakkan-Nya pada tempat dan waktu yang seharusnya. Seseorang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Ash-Shabur akan mengamalkan perilaku sabar dalam berbagai hal, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an, di antaranya bersabar dalam menghadapi cobaan dan musibah, menghadapi orang yang berbeda pendapat, dalam mengerjakan salat dan berdo’a