Kamis, 30 Januari 2020

tausiah pagi/jumat,31 januari 2020

Bismillaahirrohmanirrohim,

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh,

Segala  puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita di hari ini. Mulai dari nikmat sehat, nikmatnya lapang, sampai nikmat lainnya yang nilainya tiada tara. Misalnya yang berupa nikmat iman sebagai manusia, dan nikmat islam. Semoga kita selalu diberi hidayah oleh Allah SWT, dan mensyukuri semua yang telah Ia beri.

Berikutnya tak lupa kita ucapkan semoga sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarga dan para sahabatnya, yang telah menuntun seluruh umatnya dari zaman jahiliyah ke zaman yang terang benderang sampai di hari ini. Semoga kelak kita semua mendapat safaatnya, di Yaumul Qiyamah. Amin Ya Rabbal Alamin

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT.

Di dalam kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah ceramah singkat mengenai shalat. Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW telah memberi tahu kita melalui firman-firman-Nya mengenai pentingnya mendirikan shalat. Bahkan Rasulullah pernah bersabda, “Shalat adalah tiangnya agama.”

Sabda tersebut memang sangatlah sederhana, tetapi tentu saja mengandung makna yang besar. Di dalam agama Islam, shalat di ibaratkan sebagai tiang pada sebuah bangunan. Sehingga jika kita tidak pernah mendirikan shalat, maka tiang itu pun akan rapuh dan juga roboh. Sama halnya dengan bangunan tanpa tiang, yang akan ikut roboh karena tidak ada lagi penyangganya.

Sabda dari Rasulullah tentang shalat lainnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari adalah, “Seandainya saja mereka tahu pahala yang akan mereka dapatkan dari shalat Subuh dan Asar. Niscaya mereka akan mendatanginya meskipun dalam keadaan merangkak.”

Di dalam pelaksanaannya shalat tidak hanya wajib dilakukan, tetapi shalat ini merupakan bukti iman seorang manusia kepada Allah. Padahal berapa banyak orang yang meninggalkan shalat tanpa rasa sesal? Berapa banyak orang yang melewatkan shalat dengan santainya? Pertanyaan tersebut sudah memperlihatkan bahwa, shalat wajib dilakukan dalam keadaan apapun.

Allah pun berfirman di dalam surat Al-Mauun ayat 4-5, yang artinya “Maka celakalah orang yang shalat (4), yaitu orang yang melalaikan shalat (5).”

Jika seseorang sudah melaksanakan shalat dengan baik, maka insya Allah amalan yang dilakukannya pun akan baik. Karena kita sudah melaksanakan shalat dengan baik dan benar, dengan khusyu, dan semuanya karena Allah. Bisa dipastikan kita sudah totalitas dalam menjalankan kewajiban. Tetapi jika kita seenaknya dalam melaksanakan shalat, baik lalai atau tidak tepat waktu.

Maka amalan yang kita lakukan sehari-hari pun tidak akan jauh berbeda dengan dengan hasil shalat kita.

Maka marilah kita berdoa kepada Allah SWT, agar kita dijauhkan dari perilaku buruk. Seperti sengaja meninggalkan shalat atau dengan mudahnya melalaikan shalat. Semoga kita juga selalu diberi kemampuan, untuk saling menasihati dalam kebaikan.

Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarokaatuh

doa pembukaan IHT/jumat,31 januari 2020

DOA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN DIKLAT

Doa Pembukaan  IHT


Astagfirullahal adziim 3x
Bismillaahirahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbil aalamin
Allohumma solli alaa sayyidinaa Muhammad Waálaa aalii sayyidinaa Muhammad

Ya Allah, Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, karena atas limpahan rahmat-Mu, pada pagi ini kami dapat berkumpul dalam Acara pembukaan diklat ..........(sebutkan nama diklatnya), semoga diklat yang kami laksanakan, selalu berada dalam lindungan dan Ridha-Mu.

Ya Allah, Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Karuniakanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat, dan berikanlah kami kemudahan dan pemahaman selama mengikuti diklat ini, Ya Allah, janganlah Engkau palingkan hati kami setelah engkau beri petunjuk, rahmatilah kami, ampunilah kami, sehatkanlah kami, sehatkanlah keluarga kami dan mudahkan segala urusan kami.

Ya Allah Yang Maha Perkasa berikanlah kami kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam mengikuti Diklat, serta bimbinglah kami kejalan yang Engkau Ridhai.

Allahumma Agninaa bil ilmi, wajjayna bil hilmi, wa akrimnaa bittaqwaa, wajamilnaa bil aafiyah.

Allahumma bika asbahna, wabika amsayna, wabina nahnya, wabika namuut, wa’ilaikan nusuur.
Rabbanaa Aatinaa fiddunnya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa adzaa banaar.

Walhamdulillahirobbil aalamiin...


Doá Penutupan Diklat

Astagfirullahal adziim 3x
Bismillaahirahmaanirrahiim
Alhamdulillahirobbil aalamin
Ashadu Allaa ilaaha'illallahu Waáshadu anna Muhammadarrosuulullah
Allohumma solli alaa sayyidinaa Muhammad Waálaa aalii sayyidinaa Muhammad

Ya Allah yang maha pengasih dan penyanyang, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat-Mu, karena atas segala limpahan rahmat-Mu pada hari ini kami masih dapat berhimpun, dalam rangka Upacara Penutupan diklat ...................(sebutkan nama diklatnya) 

Ya Allah, dengan rahmat-Mu kami bersyukur, dalam lindungan-Mu kami berhimpun, dan atas ridho-Mu kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Ya Allah, jadikanlah kegiatan ini, menjadi kegiatan yang bermanfaat dan menjadi catatan amal ibadah kami kepada-Mu.

Ya Allah  Yang Maha Mengetahui 
Jadikanlah ilmu yang kami peroleh, menjadi ilmu yang bermanfaat, berilah kami petunjuk, kekuatan, kesabaran, kearifan dan keikhlasan agar kami mampu mengamalkan ILMU yang telah Engkau anugerahkan kepada kami, kejalan yang engkau ridhai. 

Ya Allah
Ampunilah kami, maafkanlah kesalahan kami, sehatkan kami, mudahkanlah segala urusan kami dan lindungilah kami dalam perjalanan menuju tempat tugas kami kembali.

Bismillahilladzii laa yadurru maásmihi saiún fil ardhi walaa fissamaaí wahuwassamiiúl aliim. Laa hawla walaa kuwwata illa billahil aliyul adziim.

Rabbanaa aatina fiddunnya hasanah wafil aakhirati hasanah waqinaa adzaabannaar
Walhamdulillahirabbil aalamin

Selasa, 28 Januari 2020

materi ajar kelas 6/kamis,30 januari 2020



1.       Al-GHAFUR
Apa yang kita lakukan jika terlanjur melakukan perbuatan dosa? Kepada siapakah kita memohon ampun jika berbuat dosa? Seorang raja, presiden ataukah penguasa belum tentu memberikan ampunan kepada rakyatnya yang melakukan kesalahan. Tetapi, Allah SWT Yang Maha Pengampun sudah pasti memberikan ampunan-Nya kepada hamba-hambaNya yang memohon karena Allah SWT memiliki sifat Al Ghafur yang artunya Allah Maha Pengampun.
Ampunan Allah sangat luas. Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hambaNya untuk memohon. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya selangit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali-‘Imran ayat 133)
Allah telah menyatakan bahwa diri-Nya memiliki ampunan yang sangat luas. Allah SWT juga mempersilahkan hamba-hambaNya untuk memohon ampun hanya kepada-Nya. Sebagai contoh ampunan Allah sangat luas ialah, Allah tetap memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya walaupun hamba tersebut banyak melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Bandingkan dengan manusia, manusia belum tentu mengampuni kesalahan orang lain yang begitu banyak. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu dan kita masih diberi umur panjang janganlah menyia-nyiakan waktu yang ada. Jangan sampai kita terlena dengan kebahagiaan dunia yang semu dan melupakan kebahagiaan akhirat yang kekal.
Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa yang kita lakukan, dan kita harus meninggalkan perbuatan dosa tersebut agar tidak mengulaninya kembali. Dan ingatlah, hanya satu dosa yang tidak akan diampuni Allah, yaitu perbuatan syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu.
Manfaat dari meyakini sifat Allah Al-Ghafur adalah:
a.       Semakin menguatkan iman kita agar tidak melakukan dosa dan maksiat;
b.      Jika kita melakukan kesalahan dan perbuatan dosa, hendaknya kita memohon ampun kepada Allah karena Allah Maha Pengampun;
c.       Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat.

2.       AL-‘AFUWW
Apa yang kita lakukan jika kita melakukan kesalahan? Apa yang seharusnya kita lakukan jika orang lain berbuat salah kepada kita? Menunggu oran tersebut meminta maaf ataukah memberi maaf kepada orang itu? mungkin tidak banyak dari kita yang dapat memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf. Kebanyakan manusia memiliki rasa gengsi dan ego yang tinggi. Ia tidak mau memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf.Tidak demikian dengan Allah SWT. Allah adalah dzat yang memiliki sifat Al-‘Afuww. Apakah itu Al-‘Afuww? Al-‘Afuww artinya Allah Maha Pemaaf. Allah memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya yang berdosa sebelum hamba tersebut meminta maaf. Sebelum manusia meminta maaf, Allah telah memaafkan banyak hal. Bahkan, bukan hanya Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman saja yang diberi maaf, kepada orang yang durhaka sekalipun, Allah memberikan maaf-Nya.
Pemaafan Allah Terbuka lebar bagi siapa pun yang bersedia memberikan kebaikan dan bersedia memaafkan orang lain. Karena itu, orang-orang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Al-‘Afuww tentu tidak akn mengedepankan gengsinya untuk memberi maaf kepada orang-orang yang berbuat salah terhadapnya.
Sebaliknya, ia sudah memaafkan secara tulus sebelum orang yang bersalah meminta maaf. Allah SWT berfirman yang artinya:
Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa. (QS.An-Nisa’ ayat 149).
Hikmah orang yang meneladani sifat Al-‘Afuww:
a.       Memaafkan orang lain sebelum orang lain meminta maaf;
b.      Menjadi hamba Allah yang saling memaafkan:
c.       Selalu meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

3.       ASH-SHABUR
Sabar ialah perbuatan menahan diri dan ikhlas menghadapi cobaan dan ujian. Perliaku sabar memilik keutamaan yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an banyak perintah agar kita berperilaku sabar. Pada dasarnya perintah berperilaku sabar adalah agar kita meneladani sifat Allah Ash-Shabur yang artinya, Allah Mahasabar.
Menurut al-Ghazali, sifat Ash-Shabur yang dimiliki Allah SWT mengandung makna bahwa Dia tidak didorong oleh sifat tergesa-gesa sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya. Tetapi, Dia meletakkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan dengan aturan-aturan tertentu pula. Dia tidak menunda-nunda sesuatu seperti orang yang malas. Dia tidak pula mempercepat sesuatu seperti orang yang tergesa-gesa. Segala sesuatu diletakkan-Nya pada tempat dan waktu yang seharusnya. Seseorang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Ash-Shabur akan mengamalkan perilaku sabar dalam berbagai hal, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an, di antaranya bersabar dalam menghadapi cobaan dan musibah, menghadapi orang yang berbeda pendapat, dalam mengerjakan salat dan berdo’a

materi ajar kelas 5/rabu,29 januari 2020

Asmaul husna

A. Al Muhyi ialah Dzat Yang Menciptakan kehidupan pada setiap makhluk. Tidak ada yang menciptakan kehidupan dan kematian kecuali hanya Allah SWT. Dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Dia. Kematian dan kehidupan itu terikat dengan kehendak-Nya. Jadi, kalau Dia menghidupkan atau mematikan, maka itu adalah sesuai dengan kehendak-Nya dan mengikuti ilmu-Nya yang azali. karena itu tidak perlu diulang lagi di sini.Berakhlak dengan ism ini menghendaki seseorang agar selalu menyerahkan dan menggantungkan segala urusannya kepada Allah dan kembali kepada-Nya dengan menghidupkan segala petunjuk hamba dengan perbuatan taat.

Nama ini berarti Yang Maha Menghidupkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan nama ini dalam surat Fushilat ayat 39.
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus. Apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya RabbYang Menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itulemah(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54)
B. Makna Kata
Al-Muhyi adalah salah satu nama Allah subhanahu wa ta’ala. Tentang al-Muhyi (Yang Maha Menghidupkan) yang menjadi asmaul husna. Hendaknya kita berdoa dan berdzikir menggunakan Asmaul Husna.
   Al-Baihaqi mengatakan dalam kitab al-I’tiqad bahwa al-Muhyi adalah Yang menghidupkan mani yang mati lalu menjadikannya makhluk hidup; Yang menghidupkan jasmani yang sudah hancur dengan mengembalikan ruh padanya saat terjadinya kebangkitan; Yang menghidupkan kalbu dengan cahaya ilmu; Yang menghidupkan bumi setelah kematiannya dengan menurunkan hujan padanya, serta menurunkan rejeki. Dia subhanahu wa ta’ala mematikan, yakni mematikan makhluk yang hidup; dan dengan kematian itu Dia melemahkan makhluk yang kuat.

2. Al Mumiitu artinya Yang Maha Mematikan. Artinya Allah Maha Mematikan apapun yang dikehendaki-Nya. Allah tidak memilih apakah itu manusia, jin atau hewan. Jika sudah waktunya mati mati maka akan mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Mu’minum[13]:80)
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia hanya berkata kepadanya:” Jadilah”, maka jadilah ia. (Al-Mu’min [40]:68)
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al-Hadiid [57]:2). al mumit bermakna Yang mencabut kehidupan dari makhluk-makhluk_Nya yang hidup atau yang mematikan. 
“Mengapa kamu kafir kepada Allah? Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (al-Baqarah: 28)
“Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi). Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (al-Hajj: 66) berasal dari akar kata dalam bahasa Arab yaitu ba’, qa’, ya’ yang berarti berkesinambungan atau tanpa akhir. Berbeda dengan makhluk-Nya yang berawal dari sebuah penciptaan dan berakhir ketika mengalami kematian. Allah adalah Mahakekal dengan abadi dan azali. Abadi merupakan masa mendatang yang tidak ada akhirnya. Dan azali merupakan masa lalu yang tidak berakhir pada suatu saat yang pertama.
           Allah adalah Dia yang wujud-Nya kekal, berkesinambung tanpa akhir, sedang wujud lainnya tidak bersinambung."Dan jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Al-Qashash. 88)

B.     Makna Asma Allah Al-Baqi
                Segalanya yang ada di alam ini pasti akan habis. Langit, bumi, bulan, bintang, matahari, dan semua yang diciptakan Allah ketika masanya nanti pasti akan binasa. Sebagaimana kisah Nabi Ibrahim AS yang mencari Tuhan dengan menggunakan akal dan pikirannya yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam QS. Al-An’am. 76-78:
            Hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim meyakini bahwa Allah adalah Tuhan semesta alam. Awal dari mengenal agama adalah mengenal Allah. Bila kita ingin mengenal Allah, mulailah dengan mengenal diri kita dan mengenal alam, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim.

Selain dunia dan seisinya ini yang binasa, umat-umat terdahulu yang tidak berimanpun juga dibinasakan dengan kekuasaan Allah. Adapun kaum Ad dibinasakan dengan angin yang sangat dingin dan sangat kencang. Allah menimpakan angin tersebut selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus hingga mereka mati tanpa tersisa. Kemudian kaum Tsamudpun dibinasakan dengan kejadian yang sangat luar biasa. Hingga mereka semua mati tanpa tersisa

Senin, 27 Januari 2020

materi ajar kelas 1/selasa,28 januari 2020

Latihan soal
Materi : adab belajar,bermain,makan dan minum

Berilah tanda silang pada huruf a dan b atau c

1. Sebelum makan kita sebaiknya
A. Berdoa
B. Mandi
C. Berwudhu

2. Bermain di sekolah dilakukan ketika 
A. Makan
B. Istirahat
C. Sholat

3. Teman yang kesulitan harus ...
A. Dibantu
B. Didiamkan
C. Dibiarkan

4. Makan dan minum seharusnya menggunakan ...
A. Tangan kiri
B. Kaki kanan
C. Tangan kanan

5. Sebelum pelajaran dimulai sebaiknya ...
A. Bermain
B. Lari lari
C. Berdoa

Selamat mengerjakan ;)

Kamis, 23 Januari 2020

tausiah pagi/jum'at,24 januari.2020

Sopan Santun Di Rumah Dan Di Sekolahan



ASALAMU ALAIKUM WAROHMATULLOHI WA BAROKATUH
ALHAMDULILLAH ALHAMDULILLAHIROBBIL ALAMIN WASHOLATU WASALAMU ALA ASROFIL ANBIYA’I WAL MURALIN WA ALAALIHI WA ASHABIHI AJ’MAIN AMA BA’DU

Anak anak SD Al.Azhar yang abi banggakan
Marilah Kita Panjatkan Puja Dan Puji Syukur Kehadirat  Allah Swt, Yang Telah Melimpahkan Rahmat Dan Hidayahnya Kepada Kita. Sholawat Dan Salam Selalu Tercurahkan Kepada Nabi Kita Muhammad Saw yang telah mendidik kita menjadi umat yang berakhlak mulia.
Selanjutnya Kami Akan Membawakan Sebuah tausiyah Yang Berjudul “Sopan Santun Di Rumah Dan Di Sekolahan”

Anak anak SD Al.Azhar yang abi banggakan

Sopan Santun Merupakan Akhlak Yang Terpuji Yang Harus Kita Lakukan  Baik Sopan Santun Di Rumah Maupun Di Sekolahan , Sopan Santun menurut bahasa yang berarti  Budi Pekerti Yang Baik ,Halus Dan Baik Budi Bahasanya.
Sopan Santun Harus Selalu Kita Terapkan Dirumah Seperti Berbakti Pada Orangtua Berbicara Yang Lembut Kepada Orang Tua, Pada Kakek , Nenek, Kakak Dan Anggota Keluarga Lainnya.Sedangkan Sopan Santun Di Sekolah Contohnya Menghormati Guru , Mendengar Nasehat Guru, Mentaati Peraturan Sekolah, Bergaul Sesama  Teman Dengan Penuh Kebersamaan, Suka Menolong Teman Yang Kesulitan, Bertutur Kata  Yang Baik, Dan Jangan Sampai Kita Berkata Yang Kotor ….Na’udzubilah Min Dzalik.

Rosulullah Saw Mengajarkan Kepada Kita Melalui Sabdanya Dalam Sebuah Hadis yang berbunyi
“ Falyakul Khoiron Au Liyasmut “        Yang Artinya Berkatalah Yang Baik Atau Diam Saja.
Lidah Memang Tak Bertulang Sehingga Terkadang Ucapan Kita Tanpa Kita Sadari Melukai Perasaan  Orang Lain,  Namun Meskipun Tak Bertulang  Bukan Berarti Tidak Bisa Dikendalikan, Kata Nabi Kendalinya Adalah Diam …Diam ….Dan Diam.

Anak anak SD Al.Azhar yang abi banggakan

Bersikap Sopan Dirumah, Disekolahan Atau Dimanapun Merupakan Ciri Khas Anak Muslim Yang Cerdas Dan Santun Akhlaknya, Oleh Karena Itu Untuk Membentuk Watak Yang Mulia Tersebut Haruslah Dimulai Sejak Kecil Kemudian Dibiasakan Secara Terus Menerus Baik Dilingkungan Rumah Maupun Di Sekolah.
Demikianlah tausiyah Yang  Dapat abi Sampaikan , Semoga Kita Dapat Memetik Hikmahnya. Apabila ada kata-kata yang tidak berkenan dihati maka saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Apabila Ada Sumur Diladang Bolehlah Kita Numpang Mandi, Apabila Ada Umur Panjang Bolehlah Kita Berjumpa Lagi
Bilahi Sabilil Haq .
Wasalamu Alaikum Warohmatullohi Wa Barokatuh

Rabu, 22 Januari 2020

materi ajar kelas 6/kamis,23 januari 2020


1.       Al-GHAFUR
Apa yang kita lakukan jika terlanjur melakukan perbuatan dosa? Kepada siapakah kita memohon ampun jika berbuat dosa? Seorang raja, presiden ataukah penguasa belum tentu memberikan ampunan kepada rakyatnya yang melakukan kesalahan. Tetapi, Allah SWT Yang Maha Pengampun sudah pasti memberikan ampunan-Nya kepada hamba-hambaNya yang memohon karena Allah SWT memiliki sifat Al Ghafur yang artunya Allah Maha Pengampun.
Ampunan Allah sangat luas. Allah SWT membuka pintu ampunan seluas-luasnya bagi hambaNya untuk memohon. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya selangit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Ali-‘Imran ayat 133)
Allah telah menyatakan bahwa diri-Nya memiliki ampunan yang sangat luas. Allah SWT juga mempersilahkan hamba-hambaNya untuk memohon ampun hanya kepada-Nya. Sebagai contoh ampunan Allah sangat luas ialah, Allah tetap memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya walaupun hamba tersebut banyak melakukan perbuatan dosa dan kesalahan. Bandingkan dengan manusia, manusia belum tentu mengampuni kesalahan orang lain yang begitu banyak. Oleh karena itu, selagi masih ada waktu dan kita masih diberi umur panjang janganlah menyia-nyiakan waktu yang ada. Jangan sampai kita terlena dengan kebahagiaan dunia yang semu dan melupakan kebahagiaan akhirat yang kekal.
Sesungguhnya Allah akan mengampuni semua dosa yang kita lakukan, dan kita harus meninggalkan perbuatan dosa tersebut agar tidak mengulaninya kembali. Dan ingatlah, hanya satu dosa yang tidak akan diampuni Allah, yaitu perbuatan syirik atau menyekutukan Allah dengan sesuatu.
Manfaat dari meyakini sifat Allah Al-Ghafur adalah:
a.       Semakin menguatkan iman kita agar tidak melakukan dosa dan maksiat;
b.      Jika kita melakukan kesalahan dan perbuatan dosa, hendaknya kita memohon ampun kepada Allah karena Allah Maha Pengampun;
c.       Menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan yang bermanfaat.

2.       AL-‘AFUWW
Apa yang kita lakukan jika kita melakukan kesalahan? Apa yang seharusnya kita lakukan jika orang lain berbuat salah kepada kita? Menunggu oran tersebut meminta maaf ataukah memberi maaf kepada orang itu? mungkin tidak banyak dari kita yang dapat memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf. Kebanyakan manusia memiliki rasa gengsi dan ego yang tinggi. Ia tidak mau memberi maaf sebelum orang lain meminta maaf.Tidak demikian dengan Allah SWT. Allah adalah dzat yang memiliki sifat Al-‘Afuww. Apakah itu Al-‘Afuww? Al-‘Afuww artinya Allah Maha Pemaaf. Allah memberi maaf kepada hamba-hamba-Nya yang berdosa sebelum hamba tersebut meminta maaf. Sebelum manusia meminta maaf, Allah telah memaafkan banyak hal. Bahkan, bukan hanya Rasulullah SAW dan orang-orang yang beriman saja yang diberi maaf, kepada orang yang durhaka sekalipun, Allah memberikan maaf-Nya.
Pemaafan Allah Terbuka lebar bagi siapa pun yang bersedia memberikan kebaikan dan bersedia memaafkan orang lain. Karena itu, orang-orang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Al-‘Afuww tentu tidak akn mengedepankan gengsinya untuk memberi maaf kepada orang-orang yang berbuat salah terhadapnya.
Sebaliknya, ia sudah memaafkan secara tulus sebelum orang yang bersalah meminta maaf. Allah SWT berfirman yang artinya:
Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa. (QS.An-Nisa’ ayat 149).
Hikmah orang yang meneladani sifat Al-‘Afuww:
a.       Memaafkan orang lain sebelum orang lain meminta maaf;
b.      Menjadi hamba Allah yang saling memaafkan:
c.       Selalu meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

3.       ASH-SHABUR
Sabar ialah perbuatan menahan diri dan ikhlas menghadapi cobaan dan ujian. Perliaku sabar memilik keutamaan yang tinggi. Di dalam Al-Qur’an banyak perintah agar kita berperilaku sabar. Pada dasarnya perintah berperilaku sabar adalah agar kita meneladani sifat Allah Ash-Shabur yang artinya, Allah Mahasabar.
Menurut al-Ghazali, sifat Ash-Shabur yang dimiliki Allah SWT mengandung makna bahwa Dia tidak didorong oleh sifat tergesa-gesa sehingga bergegas melakukan sesuatu sebelum waktunya. Tetapi, Dia meletakkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan dengan aturan-aturan tertentu pula. Dia tidak menunda-nunda sesuatu seperti orang yang malas. Dia tidak pula mempercepat sesuatu seperti orang yang tergesa-gesa. Segala sesuatu diletakkan-Nya pada tempat dan waktu yang seharusnya. Seseorang yang mengenal dan meneladani sifat Allah Ash-Shabur akan mengamalkan perilaku sabar dalam berbagai hal, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an, di antaranya bersabar dalam menghadapi cobaan dan musibah, menghadapi orang yang berbeda pendapat, dalam mengerjakan salat dan berdo’a

Selasa, 21 Januari 2020

materi ajar kelas 5/rabu,22 januari 2020

A. Al Muhyi ialah Dzat Yang Menciptakan kehidupan pada setiap makhluk. Tidak ada yang menciptakan kehidupan dan kematian kecuali hanya Allah SWT. Dan tidak ada yang menghidupkan dan mematikan kecuali Dia. Kematian dan kehidupan itu terikat dengan kehendak-Nya. Jadi, kalau Dia menghidupkan atau mematikan, maka itu adalah sesuai dengan kehendak-Nya dan mengikuti ilmu-Nya yang azali. karena itu tidak perlu diulang lagi di sini.Berakhlak dengan ism ini menghendaki seseorang agar selalu menyerahkan dan menggantungkan segala urusannya kepada Allah dan kembali kepada-Nya dengan menghidupkan segala petunjuk hamba dengan perbuatan taat.

Nama ini berarti Yang Maha Menghidupkan. Allah subhanahu wa ta’ala telah menyebutkan nama ini dalam surat Fushilat ayat 39.
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus. Apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya RabbYang Menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itulemah(kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54)
B. Makna Kata
Al-Muhyi adalah salah satu nama Allah subhanahu wa ta’ala. Tentang al-Muhyi (Yang Maha Menghidupkan) yang menjadi asmaul husna. Hendaknya kita berdoa dan berdzikir menggunakan Asmaul Husna.
   Al-Baihaqi mengatakan dalam kitab al-I’tiqad bahwa al-Muhyi adalah Yang menghidupkan mani yang mati lalu menjadikannya makhluk hidup; Yang menghidupkan jasmani yang sudah hancur dengan mengembalikan ruh padanya saat terjadinya kebangkitan; Yang menghidupkan kalbu dengan cahaya ilmu; Yang menghidupkan bumi setelah kematiannya dengan menurunkan hujan padanya, serta menurunkan rejeki. Dia subhanahu wa ta’ala mematikan, yakni mematikan makhluk yang hidup; dan dengan kematian itu Dia melemahkan makhluk yang kuat.

2. Al Mumiitu artinya Yang Maha Mematikan. Artinya Allah Maha Mematikan apapun yang dikehendaki-Nya. Allah tidak memilih apakah itu manusia, jin atau hewan. Jika sudah waktunya mati mati maka akan mati. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Mu’minum[13]:80)
Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila dia menetapkan sesuatu urusan, dia hanya berkata kepadanya:” Jadilah”, maka jadilah ia. (Al-Mu’min [40]:68)
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(Al-Hadiid [57]:2). al mumit bermakna Yang mencabut kehidupan dari makhluk-makhluk_Nya yang hidup atau yang mematikan. 
“Mengapa kamu kafir kepada Allah? Padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu. Kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali. Kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (al-Baqarah: 28)
“Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi). Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mengingkari nikmat.” (al-Hajj: 66) berasal dari akar kata dalam bahasa Arab yaitu ba’, qa’, ya’ yang berarti berkesinambungan atau tanpa akhir. Berbeda dengan makhluk-Nya yang berawal dari sebuah penciptaan dan berakhir ketika mengalami kematian. Allah adalah Mahakekal dengan abadi dan azali. Abadi merupakan masa mendatang yang tidak ada akhirnya. Dan azali merupakan masa lalu yang tidak berakhir pada suatu saat yang pertama.
           Allah adalah Dia yang wujud-Nya kekal, berkesinambung tanpa akhir, sedang wujud lainnya tidak bersinambung."Dan jangan (pula) engkau sembah Tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Al-Qashash. 88)

B.     Makna Asma Allah Al-Baqi
                Segalanya yang ada di alam ini pasti akan habis. Langit, bumi, bulan, bintang, matahari, dan semua yang diciptakan Allah ketika masanya nanti pasti akan binasa. Sebagaimana kisah Nabi Ibrahim AS yang mencari Tuhan dengan menggunakan akal dan pikirannya yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam QS. Al-An’am. 76-78:
            Hingga pada akhirnya Nabi Ibrahim meyakini bahwa Allah adalah Tuhan semesta alam. Awal dari mengenal agama adalah mengenal Allah. Bila kita ingin mengenal Allah, mulailah dengan mengenal diri kita dan mengenal alam, seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim.

Selain dunia dan seisinya ini yang binasa, umat-umat terdahulu yang tidak berimanpun juga dibinasakan dengan kekuasaan Allah. Adapun kaum Ad dibinasakan dengan angin yang sangat dingin dan sangat kencang. Allah menimpakan angin tersebut selama tujuh malam dan delapan hari secara terus menerus hingga mereka mati tanpa tersisa. Kemudian kaum Tsamudpun dibinasakan dengan kejadian yang sangat luar biasa. Hingga mereka semua mati tanpa tersisa.
 

 

Senin, 20 Januari 2020

materi ajar kelas 1/selasa,21 januari 2020

Adab Belajar dan Bermain
A. Adab belajar
Belajar sangat dianjurkan oleh agama islam. Dengan belajar kita tahu semuanya. Belajar harus dilakukan dengan rajin. Umat islam wajib belajar. Belajar termasuk ibadah. Belajar pangkal pandai. Malas pangkal bodoh.
Belajar harus kita niatkan hanya karena Allah swt. Allah swt. akan menyayangi anak yang rajin belajar. Belajar dimulai sejak lahir hingga meninggal dunia
adab belajar
1. berdoa sebelum mulai belajar (tulis arab : rabbi zidni ilma war zuqni fahman)
2. selesai belajar merapikan buku dan tempat belajarnya
3. membaca hamdalah
hal yang perlu diperhatikan ketika belajar di sekolah
1. datang tepat waktu dan tidak terlambat
2. berdoa sebelum belajar
3. mendengarkan penjelasan dengan baik
4. membawa peralatan lengkap
5. tenang selama mendengar penjelasan guru
6. berdoa selesai belajar

B. Adab bermain
Kita semua senang bermain. Ketika waktu istirahat tiba, semua siswa keluar kelas menuju halaman untuk bermain. Ada yang bermain bola bermain berantai, bermain petak umpet, bermain congklak, bermain tepuk
hal-hal yang perlu diperhatikan ketika bermain.
1. menyelesaikan tugas terlebih dahulu
2. bermain di tempat yang aman
3. tidak menggunakan bahan yang berbahaya
4. dalam permainan harus jujur
5. tetap menjaga kebersihan pakaian
6. tidak mencelakakan orang lain
7. saling tolong-menolong
8. berhenti jika waktu shalat datang

Kamis, 16 Januari 2020

tausiyah pagi/jumat,17 januari 2020

Nasuha Taubatan atau dikenal juga dengan nama Taubatan Nasuha dalam bahasa Indonesia berarti tobat yang semurni-murninya, dan merupakan salah satu bentuktobat yang dianjurkan untuk penganut agamaIslam.

Dalil dari bentuk tobat ini adalah Surat At-Tahrim (66) ayat ke-8  dan didefinisikan sebagai tobat dari dosa yang diperbuat saat ini, menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya pada masa lalu dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi pada masa mendatang.Tobat nasuha diperuntukkan untuk dua macam dosa, yaitu menyangkut hak Allah dan menyangkut hak manusia.

Menurut Imam Nawawi ada tiga syarat yang harus dilakukan dalam pelaksanaannya apabila maksiat yang dilakukan adalah urusan antara manusia dan Allah yaitu 

1) meninggalkan perilaku dosa tersebut; 

2) menyesali perbuatan yang telah dilakukan;

 3) berniat tidak melakukannya lagi selamanya.

Sementara apabila maksiat yang dilakukan terkait hak sesama manusia (Haqqul Adami) setelah ketiga syarat sebelumnya ditambah dengan membebaskan diri dari hak manusia yang dizalimi, apabila menyangkut harta adalah dengan mengembalikan harta tersebut; dan apabila menyangkut non-materi seperti fitnah, gibah, dan yang lainnya maka agar meminta maaf kepada yang bersangkutan.

Saran lain sebagai pengiring termasuk amal perbuatan yang baik sebagai penebus dosa seperti memperbanyak infaq dan sedekahkepada fakir miskin, yatim piatu atau yayasan sosial serta amal ibadah sunah lainnya

Minggu, 12 Januari 2020

materi ajar kelas 3c/senin,13 januari 2020


Ikhlas

Ikhlas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan namun tidak mudah dilaksanakan. Banyak nasehat supaya kita selalu bekerja dengan ikhlas agar hidup lebih tenang dan bahagia. Namun ternyata tidaklah mudah beribadah atau beramal saleh dengan benar-benar ikhlas. Kebalikan dari ikhlas adalah riya' .    Jika ikhlas mengharapkan balasan amal hanya dari Allah, sedangkan riya' berharap balasan dari manusia, walau sekedar ucapan terimakasih. 

Dalam beramal saleh, orang bisa menjadi cemas bila terjebak oleh narasi sebagian ustadz yang menyatakan bahwa riya’ menghapuskan amal saleh, dan seseorang tidak mendapat pahala dari amal yang dia lakukan bila masih ada riya’. Bahkan ia telah berbuat dosa yang akan dia peroleh akibatnya pada hari Kiamat bila masih ada riya’ di dalam hatinya.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasa’i, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya”.

Pengertian Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas mempunyai pengertian bersih hati, tulus, dan rela. Orang yang bekerja dengan ikhlas adalah orang yang bekerja secara tulus, sukarela, atau tanpa pamrih untuk mendapatkan imbalan apapun.

Dalam prespektif agama Islam, ikhlas berarti niat perbuatan amal saleh secara tulus tanpa pamrih manusia, melainkan hanya mengharapkan ridho Allah SWT semata.

Orang yang ikhlas adalah orang yang berbuat sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun dari orang lain sekalipun sekedar pujian, melainkan hanya mengharapkan keridhaan Allah semata.

Salah satu contoh perbuatan ikhlas adalah seorang ibu yang memberikan ASI, menjaga, merawat, dan mengasuh anak bayinya. Dia tidak mengharapkan imbalan apapun melainkan hanya ingin anak bayinya sehat, cerdas dan tumbuh berkembang menjadi manusia baik.

Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq di Masjid, maka fokus pikiran hanyalah bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.

Kebalikan dari ikhlas adalah riya’, yaitu melakukan sesuatu bukan karena Allah tetapi tujuannya adalah ingin dilihat, dipuji dan disanjung manusia.


Kamis, 09 Januari 2020

tausiah pagi/jum'at,10 januari 2020

Keberkahan ilmu

Ilmu dan pendidikan tak dapat dipisahkan dalam hidup kita, karena pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Di antara keberkahan hidup yang bisa kita raih ialah "keberkahan ilmu". Ilmu yang berkah adalah ilmu yang menghasilkan amal kebaikan dalam hidup ini. Keberhakan ilmu dapat diraih bukan karena kecerdasan kita semata, akan tetapi bagaimana pensikapan kita terhadap ilmu, sumber-sumber ilmu dan perantara sampainya ilmu kepada kita.

Sumber dan perantara sampainya ilmu kepada kita, tidak akan dapat dipisahkan dari peran "guru". Guru adalah sosok manusia yang memiliki peran penting terhadap kematangan dan kesuksesan kehidupan yang kita jalani. Perannya kadang tak dapat diukur dengan materi yang kita berikan kepadanya. Ilmua akan mengalir dalam darah dan menjadi penghias indahnya amal yang kita lakukan.

Lantas, bagaimana kita bersikap kepada guru kita?

Menghormati guru adalah satu dari kunci keberkahan hidup. Menghormati guru dapat ditunjukkan oleh pensikapan kita kepada mereka. Beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam rangka menghormati guru-guru kita ialah :

1. Bersikap santun dan berbicara yang sopan. Sikap inilah yang akan membuat guru kita merasa senang dan bahagia. Kebahagian guru seperti ini yang dapat menghadirkan doa kebaikan bagi muridnya.

2. Merendahkan suara saat berbicara dengannya. Ini bagian dari adab atau etika. Merendahkan suara di hadapan guru, apalagi saat pembelajaran menjadi sarana bertambahnya ilmu dan pemahaman.

3. Mendoakannya dengan doa-doa kebaikan. Ini yang kadang jarang dilakukan, padahal doa kebaikan seorang murid akan kembali berupa kebaikan kepada dirinya sendiri.

4. Mengunjunginya (menyambung silaturrahim) jika kita sudah lama tidak berjumpa.

5. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat guru kita menyampaikan nasihat.

6. Menjawab dan merespon dengan jawaban dan respon yang baik.

7. Menegur atau menyapa jika kita bertemu dengannya.

8. Memaafkan kesalahannya. Sebagai manusia, pastinya guru kita tak akan luput dari kesalahan. Akan tetapi, kesalahan tersebut tidak dijadikan senjata untuk menjatuhkan bahkan menghinakannya. Yang paling aman ialah, memaafkannya. Mengapa, karena sesungguhnya mereka sudah banyak memaafkan kesalahan-kesalahan kita terdahulu,  yang bisa jadi lebih banyak kita lakukan.

Pensikapan yang kita lakukan sebagaimana diuraikan di atas merupakan bagian dari bentuk penghormatan kita kepada guru yang itu semua akan berdampak pada keberkahan hidup kita sendiri. Bicara berkah memang tidak seperti makan sambal,  langsung terasa pedasnya. Akan tetapi, kita bisa lihat, perhatikan dan pelajari orang-orang yang ada di sekitar kita. Orang yang selalu menghormati dan mencintai guru-gurunya, akan terlihat kondisi dan keadaan kehidupannya, bahkan kita sendiri sudah merasakannya.

Rabu, 08 Januari 2020

materi ajar kelas 6/kamis,9 januari 2020


Istighfar (Arab: إستغفار, Istiġfār) atauAstaghfirullah (أستغفر الله‎ ʾastaġfiru l-lāh) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam bahasa Arab astaghfirullah, yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah".

Seorang Muslim menyebut perkataan ini beberapa kali, bukan saja ketika meminta ampun dari Allah sebagai doa, malah juga ketika dia sedang berbicara dengan orang lain. Apabila seorang Muslim hendak mencegah dari melakukan perbuatan yang salah, atau saat ia mau membuktikan bahwa dia tidak bersalah pada satu peristiwa dia menggunakan pernyataan ini. Setelah salat, seorang Muslim dianjurkan melafalkan perkataan ini sebanyak tiga kali.

Istighfar dalam filosofi Islam bermakna seseorang yang selalu memohon ampunan atas kesalahan dan terus berusaha untuk menaati perintah Tuhan dan tidak melanggarnya. Dalam Islam, makna Istighfar tidak terletak pada pengucapannya, tetapi pada seberapa dalam seseorang yang beristighfar memaknai dan menghayati apa yang ia ucapkan, dalam konteks yang lebih jauh lagi, agar ia terus mengingat Tuhan di saat ia tergoda untuk melakukan perbuatandosa, dan apabila telah melakukan dosa, maka istighfar adalah titik baginya untuk bertekad tidak mengulangi perbuatannya

Selasa, 07 Januari 2020

materi ajar kelas 5/rabu,8 januari 2020

Kalimat tarji'

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Arab: انا لله وانا اليه راجعون) adalah potongan dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:

الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون

Bacaan tersebut dikenal dengan sebutan bacaan "istirja" atau "tarji". Istirja' merupakan frasa umat Islam apabila seseorang tertimpa musibah dan biasanya diucapkan apabila menerima kabar duka cita seseorang. Umat Islam meyakini bahwa Allah adalah Esa yang memberikan dan Dia jugalah yang mengambil, Dia menguji umat manusia. Oleh karenanya, umat Islam menyerahkan diri kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang mereka terima. Pada masa yang sama, mereka bersabar dan menyebut ungkapan ini saat menerima cobaan atau musibah. Kemudian dalam syariat Islam, jika seorang Muslim ditimpa musibah, kemudian ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja' maka Allah akan memberikan pahala

Senin, 06 Januari 2020

materi ajar kelas 1/selasa,7 januari 2020

Asmaul Husna
Ar-Rahman, Ar-Rahim, As-Sami’

Asmaul husna artinya nama-nama allah yang baik
Jumlah asmaul husna ada 99
A. ar-rahman
Allah swt mengasihi semua makhluknya. Allah swt bersifat ar-rahman. Ar-rahman artinya allah maha pengasih. Allah swt mengasihi semua manusia, binatang pun dikasihi oleh allah swt. Allah swt memberi kita makan, minum, anggota badan yang lengkap, memberi penglihatan, memberi semua yang kita butuhkan.
B. ar-rahim
ar-rahim artinya allah maha penyayang. Semua orang beriman disayang oleh allah swt. Jika kita taat beribadah, maka allah swt juga akan sayang kepada kita. Supaya allah swt sayang kepada kita, maka kita harus mentaati semua perintahnya dan menjauhi larangannya.
C. as-sami’
as-sami’ artinya allah maha mendengar. Semua suara baik itu yang keras maupun hanya berupa bisikan allah swt bisa mendengarnya. Semua makhluk allah swt bisa di dengar suaranya oleh allah swt. Termasuk suara hewan dan makhluk yang sangat kecil. Allah swt juga mendengar apa yang diucapkan dalam hati. Allah swt mendengar doa semua hamba dan orang-orang yang memuji-nya.

Minggu, 05 Januari 2020

materi ajar kelas 5/senin 6 januari 2020

Kalimat tarji'

Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (Arab: انا لله وانا اليه راجعون) adalah potongan dari ayat Al-Quran, dari Surah Al-Baqarah, ayat 156. Isi penuh ayat tersebut adalah:

الذين اذا اصابتهم مصيبة قالوا انا لله وانا اليه راجعون

Bacaan tersebut dikenal dengan sebutan bacaan "istirja" atau "tarji". Istirja' merupakan frasa umat Islam apabila seseorang tertimpa musibah dan biasanya diucapkan apabila menerima kabar duka cita seseorang. Umat Islam meyakini bahwa Allah adalah Esa yang memberikan dan Dia jugalah yang mengambil, Dia menguji umat manusia. Oleh karenanya, umat Islam menyerahkan diri kepada Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan atas segala yang mereka terima. Pada masa yang sama, mereka bersabar dan menyebut ungkapan ini saat menerima cobaan atau musibah. Kemudian dalam syariat Islam, jika seorang Muslim ditimpa musibah, kemudian ia bersabar dan mengucapkan kalimat istirja' maka Allah akan memberikan pahala

Materi Ajar Kelas 6E | Senin, 3 Januari 2022

  Hari/Tangga l       : SENIN, 03 Januari 2022 Tema  6                : Menuju Masyarakat Sejahtera Sub Tema 1          : Masyarakat Peduli ...